HIJRAH MENURUT PANDANGAN ISLAM

HIJRAH MENURUT PANDANGAN ISLAM

 

Hijrah salah satu prinsip dasar dinamika Islam. Prinsip yang menuntut umatnya untuk hidup dinamis, supaya mereka mampu mengantisipasi segala bentuk perubahan yang terjadi disekitarnya. Secara bahasa hijrah berartimeninggalkan dan berpindah. Arti ini mengilhami dimensi dan variabel yang terkandung dalam makna secara terminologis. Yaitu perpindahan dan perubahan yang dilakukan dengan meninggalkan suatu tempat ke tempat lain atau dari suatu kondisi kepada kondisi lain yang lebih baik.

Ibnu Hajar berpendapat: “Hijrah itu dua jenis; lahiriyah dan batiniyah. Hijrah batin adalah meninggalkan seruan nafsu dan kehendak jahat, sedangkan hijrah lahir adalah meninggalkan fitnah untuk menjaga agama.” Oleh karena itu Rasulullah bersabda, “Seorang Muslim itu adalah orang yang membuat nyaman orang-orang Muslim lainnya dari (tindakan) lidah dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah itu (Muhajir) adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah.”(HR. Bukhari).

Hijrah semisal ini hukumnya fardhu ‘ain dan tidak berakhir hingga datangnya hari kiamat. Nabi bersabda, “Hijrah itu tidak akan terputus hingga ditutupnya pintu taubat, dan taubat itu tidak pernah tertutup sampai terbitnya matahari dari barat.” (HR. Abu Dawud). Dalam Hadis ini, kata hijrah yang disertai dengan kata taubat yang memberi makna bahwa setiap kali orang yang bertaubat dari dosanya dan senantiasa memperbarui taubatnya itu, maka berarti ia telah memperbarui hijrahnya menuju Allah. Demikianlah makna epistemologis hijrah yang terintegrasikan dalam bangunan Tauhid. Di mana landasannya tidak lain hanyalah sikap taat, ketundukpatuhan dan keikhlasan kepada-Nya (Qs. 6:162).

dalam Risalah Tabukiyah, Imam Ibnul Qoyyim membagi hijrah menjadi 2 macam. Pertama, hijrah dengan hati menuju Alloh dan Rosul-Nya. Hijrah ini hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap orang di setiap waktu. Macam yang kedua yaitu hijrah dengan badan dari negeri kafir menuju negeri Islam. Diantara kedua macam hijrah ini hijrah dengan hati kepada Alloh dan Rosul-Nya adalah yang paling pokok.

 

  1. Hijrah Dengan Hati Kepada Alloh

 

Alloh berfirman, “Maka segeralah (berlari) kembali mentaati Alloh.” (Adz Dzariyaat: 50)

Inti hijrah kepada Alloh ialah dengan meninggalkan apa yang dibenci Alloh menuju apa yang dicintai-Nya. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim ialah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Alloh.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hijrah ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’: Dari kecintaan kepada selain Alloh menuju kecintaan kepada-Nya, dari peribadahan kepada selain-Nya menuju peribadahan kepada-Nya, dari takut kepada selain Alloh menuju takut kepada-Nya. Dari berharap kepada selain Alloh menuju berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada selain Alloh menuju tawakal kepada-Nya. Dari berdo’a kepada selain Alloh menuju berdo’a kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain Alloh menuju tunduk kepada-Nya. Inilah makna Alloh, “Maka segeralah kembali pada Alloh.” (Adz Dzariyaat: 50). Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Laa ilaha illalloh.

 

  1. Hijrah Dengan Hati Kepada Rosululloh

 

Alloh berfirman, “Maka demi Robbmu (pada hakikatnya) mereka tidak beriman hingga mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan di dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisaa’: 65)

 

Hijrah ini sangat berat. Orang yang menitinya dianggap orang yang asing diantara manusia sendirian walaupun tetangganya banyak. Dia meninggalkan seluruh pendapat manusia dan menjadikan Rosululloh sebagai hakim di dalam segala perkara yang diperselisihkan dalam seluruh perkara agama. Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Muhammad Rosululloh.

Pilihan Alloh dan Rosul-Nya itulah satu-satunya pilihan

Alloh berfirman, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al Ahzab: 36)

Dengan demikian seorang muslim yang menginginkan kecintaan Alloh dan Rosul-Nya tidak ragu-ragu bahkan merasa mantap meninggalkan segala perkara yang melalaikan dirinya dari mengingat Alloh. Dia rela meninggalkan pendapat kebanyakan manusia yang menyelisihi ketetapan Alloh dan Rosul-Nya walaupun harus dikucilkan manusia.

Kewajiban Kita Sebagai Umat Muslim

 

Sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw. – apakah yang dapat Kita lakukan dengan pelajaran sejarah yang senantiasa berulang di saat-saat kita memasuki tahu baru Hijriyah ini? Apakah Kita hanya diam atau sekadar saling mengirimkan ucapan selamat tahun baru, melalui WA, BB, SMS atau email? Di sini ada beberapa langkah penting:

 

  • Tanamkanlah semangat baru untuk memulai tahun baru ini dengan nilai-nilai yang memancar dari relung keimanan Kita yang sangat dalam. Yaitu keimanan terhadap kebenaran ajaran Islam yang dibawa Rasulullah saw keimanan terhadap nilai-nilai luhur yang diajarkan Nabi Saw.

 

  • Ikutilah jejak perjuangan dan pengorbanan Rasulullah Saw. beserta sahabat-sahabatnya, dimana dari cerminan hijrah yang mereka lakukan, sungguh terlihat betapa mereka tidak lagi mendahulukan dunia dalam langkah hidupnya, melainkan malah mengorbankan dunia untuk kepentingan akhirat. Itulah pangkal keberuntungan.

 

 

  • Bawalah spirit hijrah ini ke segala lapangan kehidupan, dalam arti pindah dari masa lalu yang kurang baik, penuh maksiat ke hari esok yang penuh dengan ketaatan kepada Allah. Tidak hanya dalam segi ibadah melainkan dalam segala lapangan kehidupan. Termasuk berhijrah dari kebiasaan bertindak zhalim kepada kebiasaan bertindak adil dalam bermasyarakat, berbisnis dan bernegara.

 

Sumber:

http://www.dakwatuna.com/2015/10/12/75716/menghidupkan-makna-hijrah/#ixzz3tt3Nwh9k
https://diaryislam.wordpress.com/2012/06/01/hijrah-menuju-islam/http://mirajnews.com/id/artikel/tausiyah/urgensi-hijrah-dalam-islam

 

Penyusun

 

 

Fauzi Ilham (1201154069)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *